SOLOPOS.COM - Alvari Kunto Prabowo (Istimewa/Solopos)

Solopos.com, SOLO – Makin hari kondisi jalan raya makin ramai. Sekarang anak-anak muda mengendarai kendaraan kelas menengah. Tengoklah tren cumi-cumi darat yang belakangan makin menjadi rujukan anak muda.

Mesin mobil SUV dimodifikasi hingga berkecepatan di atas rata-rata, namun tetap berbahan bakar solar bersubsisdi. Bisa ditebak, solar bersubsidi membuat efek asap hitam saat kendaraan berakselerasi.

Promosi Sejarah KA: Dibangun Belanda, Dibongkar Jepang, Nyaman di Era Ignasius Jonan

Anak-anak muda sekarang berebut mengikuti tren modifikasi perlampuan. Lampu yang digunakan bukan lampu standar halogen. Mereka memasang lampu jenis light emitting diode atau LED untuk sepeda motor maupun mobil.

Tak mengherankan kini banyak bengkel modifikasi lampu yang dicari para pencinta modifikasi. Harus diakui efek lampu LED yang digunakan memang sangat jauh berbeda dengan lampu halogen standar.

Lampu halogen standar mobil, misalnya, hanya mampu mengeluarkan cahaya antara 200 lumen hingga 300 lumen per bulb. Saat diganti dengan LED proyektor merek menengah seharga Rp2,5 juta sepasang, pancaran sinar bisa naik menjadi 3.000 lumen hingga 5.000 lumen per bulb.

Tren ini tidak hanya diikuti pemilik mobil. Sekarang pemilik sepeda motor juga latah mengganti headlamp menggunakan LED proyektor. Masalahnya adalah semakin banyak orang menggunakan LED ini membuat warga lain merasa dongkol.

Belakangan anak-anak muda terjangkiti efek piw-piw saat berkendara. Piw-piw adalah tren saling membalas menggunakan lampu jarak jauh (high beam) saat dua kendaraan bertemu sebagai bentuk bertegur sapa di jalan.

LED proyektor yang sangat terang membuat orang di sekitar mereka merasa jengkel. Terang dan langsung membuat mata berkunang-kunang karena mendapatkan sorotan lampu 5.000 lumen secara mendadak.

Sebagian warga menyebut lampu LED proyektor sebagai lampu setan. Pabrik sebenarnya telah melakukan beragam upaya membuat lampu LED ini nyaman di mata. Salah satunya adalah produsen LED sekarang selalu memastikan produk punya sistem cut off saat LED dinyalakan.

Sistem ini membuat lampu LED tidak meyebar ke mana-mana saat menyala. Di bagian atas sinar terlihat lurus sehingga tidak menyilaukan orang dari arah berlawanan.

Cut off di Indonesia menyesuaikan dengan roda kemudi di sebelah kanan. Sistem kemudi kanan ini membuat tampilan cahaya LED di bagian kanan justru lebih rendah dibandingkan bagian kiri untuk mencegah silau.

Ketika terjadi saling balas piw-piw, yang digunakan bukan lampu dekat, melainkan lampu jauh. Jangankan LED proyektor, lampu halogen standar saja sinarnya bisa naik ke atas dan bikin silau pada lampu jauh.

Inilah yang harus diperhatikan para pengguna kendaraan. Jangan sampai tren piw-piw ini bikin orang menyalahkan penggunaan LED proyektor. Lampu ini diciptakan untuk mendapatkan penerangan yang sempurna dengan penggunaan arus listrik rendah dan lebih tahan lama dibanding lampu halogen.

Lampu proyektor dengan teknologi LED memiliki beberapa karakteristik menarik. Pertama, kecerahan tinggi dibandingkan dengan lampu halogen. LED lebih cocok digunakan dalam pencahayaan yang terang.

Kedua, efisiensi arus listrik karena LED menghasilkan cahaya dengan efisiensi energi tinggi. Artinya mengonsumsi lebih sedikit daya listrik. Ini dapat menghemat biaya operasional pembelian aki dalam jangka panjang.

Ketiga, LED juga memiliki umur pakai yang jauh lebih lama daripada lampu konvensional. LED bisa bertahan hingga puluhan ribu jam penggunaan dibandingkan dengan ribuan jam pada lampu halogen biasa.

Keempat, teknologi LED memungkinkan proyektior menampilkan warna yang lebih akurat dan jernih. Kelima, LED dapat menyala dan mati secara instan, tanpa perlu waktu pemanasan seperti yang diperlukan lampu standar.

Ini membuat LED lebih nyaman digunakan dan tidak memerlukan waktu tunggu. Kelemahgan LED adalah harganya 10 kali lipat harga lampu halogen standar.

Lampu LED proyektor menawarkan banyak keunggulan yang signifikan dalam efisiensi, kualitas cahaya, dan umur panjang. Ini menjadi pilihan yang populer dalam aplikasi kampu proyeksi modern.

Tinggal kedewasaan pengguna LED saat berkendara. Jangan sampai kecerobohan anak-anak muda saat saling balas sinar dengan piw-piw makin membuat lampu LED bercitra lampu jahat.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 19 Juni 2024. Penulis adalah Manajer Senior Solopos Media Group)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya