SOLOPOS.COM - Heri Sulistianto (Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Orang tua selalu mendampingi anak untuk memberikan pengorbanan, saran, dan doa terbaik agar anaknya diterima di sekolah bermutu yang diharapkan dapat mengantarkan ke pintu kesuksesan. Bulan Mei-Juli setiap tahun adalah waktu yang penting bagi peserta didik untuk memilih dan menentukan sekolah yang mereka idamkan.

Saat diumumkan bahwa anak diterima di sekolah pilihan, ekspresi orang tua begitu gembira dan bersyukur, sebaliknya ekspresi sedih dan gelisah muncul manakala tidak diterima. Penerimaan peserta didik baru atau PPDB diatur Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nomor 44 Tahun 2019.

Promosi Piala Dunia 2026 dan Memori Indah Hindia Belanda

Menjelang tahun pelajaran baru, ribuan peserta didik di semua tingkatan sekolah berkompetisi sesuai regulasi untuk “berebut kursi” di sekolah bermutu jenjang berikutnya.

Fakta yang tidak bisa dimungkiri telah tertanam di benak masyarakat pengelompokan kualitas sekolah yang dibedakan menjadi sekolah bermutu tinggi, biasa, dan rendah. Fakta yang harus disikapi oleh sekolah sebagai penyelenggara pendidikan dan masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan.

Masyarakat menilai sekolah bermutu berdasarkan prestasi akademis maupun nonakademis dari berbagai kompetisi tingkal lokal, nasional, maupun internasional. Semakin banyak dan bervariasi prestasi yang diperoleh, berarti semakin bermutu pendidikan yang diselenggarakan sekolah.

Sekolah bermutu terwujud karena menerapkan secara maksimal standar nasional pendidikan (SNP) yang diatur Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022.

SNP menjadi ukuran yang menghasilkan sistem pendidikan berkualitas dan menjadi standar terendah dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. SNP terdiri atas standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Peserta didik adalah pribadi yang paling berkepentingan memilih sekolah yang bermutu dengan tujuan mendapatkan manfaat semaksimal mungkin selama mereka menempuh pendidikan di sekolah tersebut. Dalam mencari sekolah bermutu perlu dipahami bahwa setiap anak mempunyai keunikan.

Memilih sekolah yang sesuai dengan kepribadian, minat, dan potensi adalah pertimbangan penting dalam mengarahkan karier mereka. Kualitas pendidikan tidak hanya disandarkan pada sekolah, tetapi memerlukan kerja sama yang baik antara sekolah, orang tua, dan peserta didik untuk menciptakan lingkungan pembelajaran berkualitas.

Terdapat beberapa faktor yang menjadi alasan masyarakat memilih sekolah yang menyelenggarakan pendidikan bermutu. Pertama, sekolah bermutu diharapkan memberi rasa aman dan nyaman selama peserta didik belajar. Unsur aman dan nyaman ini komponen terpenting dan mendasar.

Kedua, sekolah bermutu dipilih dengan harapan memberikan dan memperkuat pendidikan karakter sebagai dasar utama dalam proses pembelajaran. Pendidikan karakter merupakan tahapan pembentukan nilai-nilai, sikap, dan perilaku yang baik pada peserta didik yang meliputi aspek moral, sosial, etika, dan kepemimpinan.

Ketiga, peserta didik memiliki harapan dengan belajar di sekolah bermutu dapat menambah semangat belajar. Umumnya sekolah bermutu memiliki peserta didik dengan kondisi semangat belajar yang tinggi sehingga memacu semangat belajar setiap peserta didik untuk saling bersaing.

Keempat, sekolah bermutu menyediakan fasilitas belajar terbaik. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut tersedianya fasilitas pembelajaran yang menyesuaikan perkembangan zaman. Sekolah dituntut menyediakan fasilitas yang memadai untuk mendukung pembelajaran.

Perpustakaan yang lengkap, fasilitas praktik, fasilitas olahraga, dan infrastruktur yang mendukung kegiatan pengembangan diri adalah fasilitas yang menciptakan lingkungan yang kondusif  untuk belajar dan mengembangkan minat peserta didik.

Kelima, sekolah bermutu menyelenggarakan pendidikan dengan biaya terjangkau. Ini berbeda bagi orang tua yang memiliki kemampuan keuangan tinggi. Mereka mudah memilih sekolah yang bermutu, sesuai standar mereka, meskipun dengan kompensasi biaya tinggi.

Keenam, ”berburu” sekolah bermutu bertujuan mendapatkan sekolah yang memberikan akses belajar keluar secara luas dan memberikan dasar yang kuat bagi perkembangan peserta didik, mempersiapkan mereka sukses dalam karier.

Sekolah bermutu tidak hanya fokus pada pencapaian akademik, tetapi juga pada persiapan peserta didik untuk masa depan, dengan menyediakan bimbingan studi lanjut, program pengembangan kepemimpinan, dan peluang magang untuk membantu mereka memahami dunia kerja serta mempersiapkan mereka agar sukses pada masa mendatang.

Perlu dipahami bahwa kesuksesan tidak hanya ditentukan latar belakang pendidikan, tetapi lebih pada kombinasi berbagai faktor, seperti kerja keras, semangat, keterampilan, dan kesempatan.

Sekolah bermutu sering kali dianggap memiliki sumber daya yang lebih baik, seperti fasilitas lengkap, tenaga pendidik profesional, dan jaringan eksternal yang baik.

Hal tersebut tidak otomatis menjamin kesuksesan. Terdapat faktor lain yang memengaruhi kesuksesan, yaitu motivasi diri, ketangguhan, kreativitas, kemampuan adaptasi, dan keberanian mengambil risiko.

Beberapa tokoh inspiratif justru berasal dari latar belakang pendidikan formal yang sederhana, tetapi meraih kesuksesan melalui kerja keras dan inisiatif mereka sendiri. Kesuksesan tidak mutlak bergantung pada sekolah bermutu, tetapi pada usaha dan kesungguhan dalam meraih harapan.

Proses memilih sekolah bermutu diperlukan dengan pertimbangan yang tepat sesuai potensi yang dimiliki anak. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, diharapkan dapat memotivasi masyarakat memilih sekolah bermutu dengan tepat.

Pengelola sekolah harus berlomba-lomba meningkatkan mutu sekolah sehingga diharapkan akan melahirkan generasi penerus bangsa sekaliber B.J. Habibie yang merupakan bukti nyata hasil pendidikan di sekolah bermutu.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 29 Mei 2024. Penulis adalah guru di SMKN 2 Wonogiri, Jawa Tengah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya