SOLOPOS.COM - Bambang Sadono (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masih menjadi market leader dalam pemilihan kepala daerah atau pilkada 2024. Pada periode 2024-2029, PDIP mempunyai 32 kursi di DPRD Provinsi Jawa Tengah.

Jumlah kursi ini menurun apabila dibandingkan dengan perolehan kursi pada pemilihan umum atau pemilu tahun 2019 yang sebanyak 42 kursi. Kini PDIP tetap dominan di tingkat Provinsi Jawa Tengah dan di DPRD kabupaten/kota sebagian besar masih didominasi PDIP.

Promosi Liga 1 2023/2024 Dekati Akhir, Krisis Striker Lokal Sampai Kapan?

Tidak aneh Jawa Tengah secara politis sering disebut sebagai kandang banteng. Banyak petahana bupati atau wali kota adalah kader atau figur yang didukung PDIP.

Mereka memimpin Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Demak, Kabupaten Grobogan, Kabupateb Sragen, Kabupaten Wonogiri, Kota Solo, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Klaten, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banyumas, Kota Pekalongan, dan Kabupaten Brebes.

Dominasi PDIP juga terlihat pada pilkada tahun 2020 ketika calon yang didukung maju sebagai calon tunggal, antara lain, di Kota Semarang, Kota Solo (melawan calon dari jalur perseorangan atau independen yang tidak setara), Kabupaten Grobogan, dan Kabupaten Wonosobo.

Untuk maju kembali atau menunjuk pengganti, para petahana kepala daerah tersebut masih menunggu perintah partai. Tradisi di PDIP adalah Ketua Umum Megawati Soekarnoputri memutuskan kandidat kepala daerah pada saat-saat terakhir.

Siapakah yang punya peran penting dalam memengaruhi keputusan DPP PDIP? Pertama, pasti Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul. Ia kuat di kalangan elite PDIP maupun di akar rumput.

Kedua, Ganjar Pranowo, mantan gubernur Jawa Tengah dua periode, dan mantan calon presiden pada Pemilu 2024, yang pasti punya posisi istimewa di PDIP maupun di hadapan Megawati.

Menariknya, dua tokoh penting di PDIP ini punya jejak perjalanan yang tidak baik-baik saja. Bambang Pacul sering mengkritik Ganjar saat menjabat gubernur, termasuk ketika Ganjar mulai mencalonkan diri sebagai presiden,

Ganjar pernah tidak diundang dalam pertemuan internal DPD PDIP Jawa Tengah. Ketika ada gerakan di beberapa daerah, kader PDIP yang mendukung Ganjar disebut bukan lagi barisan banteng, tetapi gerombolan celeng.

Bambang Pacul kembali tegak lurus membela Ganjar setelah mantan Gubernur Jawa Tengah ini ditetapkan secara resmi sebagai calon presiden yang diusung PDIP. Di Jawa Tengah, PDIP hanya berhasil mempertahankan kemenangan dalam pemilihan anggota legislatif, walaupun jumlah kursi menurun.

Di pemilihan presiden dan wakil presiden gagal total, menyerah kalah, walaupun Ganjar mantan Gubernur Jawa Tengah. Fenomena ini sedikit banyak akan memengaruhi siapa saja figur yang akan direkomendasikan PDIP sebagai calon gubernur, calon wakil gubernur, calon bupati, calon wakil bupati, calon wali kota, dan calon wakil wali kota.

Lingkungan strategis pasti juga menjadi pertimbangan partai politik dalam mengambil keputusan. PDIP pasti akan menghitung ulang posisi yang kini tak sedominan pada pilkada-pilkada sebelumnya.

Pada pemilihan gubernur Jawa Tengah tahun 2013, PDIP mencalonkan Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmiko, sama-sama kader internal, dan menang. Pada pemilihan gubernur Jawa Tengah tahun 2018, Ganjar dipasangkan dengan Taj Yasin yang diusung Partai Persatuan Pembangunan (PPP), yang relatif partai papan bawah, dan juga menang.

Pertanyaannya apakah pada pilkada akhir 2024 ini dalam pemilihan gubernur masih memungkinkan PDIP memasang kader sendiri sebagai calon gubernur maupun calon wakil gubernur?

Apakah PDIP akan mengambil calon wakil gubernur dari partai politik lain? Pada pilkada tahun 2020, PDIP juga bisa memasangkan sesama kader internal sebagai calon kepala daerah maupun calon wakil kepala daerah, seperti di Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Brebes.

Di beberapa daerah, pasangan kandidat kepala daerah dan kandidat wakil kepala daerah yang diusung PDIP menjadi calon tunggal. Apabila kekuatan elektoral strategis Ganjar Pranowo sebagai mantan gubernur dan Bambang Pacul sebagai Ketua DPD PDIP Jawa Tengah sekaligus Ketua Komisi III DPR bergabung pasti akan menjadi energi yang luar biasa.

Masalahnya siapa “orang” Ganjar dan siapa “orang” Pacul yang akan ditempatkan sebagai kepala daerah atau wakil kepala daerah sekaligus mesin partai pada masa mendatang? Ini bukan hanya menyangkut muruah dan masa depan partai, tetapi juga menyangkut karier dan target kader andal, seperti Ganjar dan Bambang Pacul, pada msa depan.

Siapa yang akan diusung dalam pilkada pada akhir 2024, kader sendiri maupun partner atau mitra yang akan dipilih, menentukan eksistensi PDIP pada masa depan, khususnya di Jawa Tengah.

Setelah tidak berahasil pada pemilihan presiden dan tidak maksimal pada pemilihan anggota legislatif pada Pemilu 2024, kini pilkada pada akhir 2024 akan menjadi medan pembuktian seberapa perkasa PDIP di Jawa Tengah.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 21 Juni 2024. Penulis adalah host kanal Inspirasi Jawa Tengah dan Inspirasi untuk Bangsa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya