SOLOPOS.COM - Dwi Jatmiko (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Pembelajaran di sekolah penggerak dikembangkan untuk mewujudkan pembelajaran yang berdiferensiasi dan menggembirakan. Anak-anak diharapkan berkembang sesuai kemampuan, karakteristik, dan bakat serta minat mereka.

Pembelajaran merupakan sesuatu yang dapat diambil manfaatnya dari setiap objek yang dipelajari secara langsung (indrawi) atau tidak langsung yang berupa pengayaan informasi (Murdianto dan Nizzam, 2020).

Promosi Uniknya Piala Asia 1964: Israel Juara lalu Didepak Keluar dari AFC

Era terbuka sekarang, era revolusi industri 4.0, menjadi tantangan berat bagi guru di Indonesia. Mengutip Jack Ma dalam pertemuan tahunan World Economic Forum 2018, pendidikan adalah tantangan besar abad ini.

Jika tidak mengubah cara mendidik dan belajar-mengajar, 30 tahun mendatang kita akan mengalami kesulitan besar. Setiap fase pembelajaran pasti menghadapi problem yang bersumber dari peserta didik.

Menurut Bachruddin Jusuf Habibie yang dikutip Abdillah (2021), ilmu pengetahuan dan teknologi adalah hasil dari proses pendidikan yang ditempuh manusia. Proses pendidikan tersebut akan melahirkan manusia yang mampu berpikir analitis, sistematis, mendalam, dan jangka panjang.

Hasilnya lahir ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan melahirkan teknologi. Sekolah penggerak dengan Kurikulum Merdeka dan habituasi penguatan karakter memberikan kesempatan bagi guru dengan pembelajaran yang berdiferensiasi melalui modul ajar.

Ilmu pengetahuan dan teknologi salah satu kunci membangun sumber daya manusia. Indonesia tidak cukup hanya mengandalkan sumber daya alam. Bangsa Indonesia perlu memperhatikan pengembangan ilmu pengetahuan danteknologi.

Jika tidak, dikhawatirkan bangsa Indonesia akan tertinggal dengan bangsa-bangsa lain. Perlu usaha untuk meningkatkan level menjadi bangsa yang mampu memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia.

Ilmu pengetahuan adalah suatu usaha mencari pengetahuan yang masuk akal dan diandalkan serta bisa diuji secara sistematis menurut tahap-tahap yang teratur dan berdasarkan prinsip-prinsip serta prosedur tertentu.

Teknologi adalah sebuah proses yang dilaksanakan dalam upaya mewujudkan sesuatu secara rasional. Teknologi adalah ilmu pengetahuan yang ditransformasikan ke dalam produk, proses, jasa, dan struktur organisasi (Widyaningsih, 2022).

Guru mengembangkan pembelajaran berdiferensiasi di sekolah penggerak yang dimulai dari menganalisis capaian pembelajaran, menjabarkan ke dalam alur tujuan pembelajaran, dan menyusun modul ajar.

Modul ajar dikembangkan yang dimulai dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, kesiapan, minat, dan profil siswa. Modul ajar mendeskripsikan cara memenuhi kebutuhan belajar murid.

Sistem pembelajaran terdiri atas beberapa komponen yang saling berinteraksi hingga diperoleh interaksi yang efektif. Komponen-komponen pembelajaran terdiri atas tujuan, peserta didik, pendidik, bahan ajar, isi materi pembelajaran, metode, media, dan evaluasi.

Modul ajar yang memuat pembelajaran berdiferensiasi  mendeskripsikan dengan jelas  apa yang ingin dicapai (tujuan pembelajaran), bagaimana pendidik mengukur ketercapaian tujuan (asesmen), dan bagaimana cara guru membantu siswa mencapai tujuan kegiatan pembelajaran.

Modul ajar di sekolah penggerak disusun dalam bentuk sederhana dengan keterbacaan yang baik yang memuat tiga poin utama dalam proses pembelajaran, yaitu tujuan pembelajaran, aktivitas atau kegiatan pembelajaran, dan penilaian.

Tujuan pembelajaran adalah penerjemahan tujuan capaian pembelajaran yang dapat terukur pencapaian dan keberhasilannya. Kegiatan pembelajaran disusun dalam langkah-langkah aktivitas peserta didik yang menarik dan menyiratkan model dan strategi pembelajaran yang kontekstual dan menarik sesuai diferensiasi karakteristik peserta didik serta mampu mengakomodasi minat dan bakat peserta didik.

Dalam kegiatan pembelajaran diintegrasikan penumbuhan dan penguatan profil pelajar Pancasila. Dalam kegiatan pembelajaran disusun prediksi respons peserta didik sehingga menjaga alur pembelajaran tetap baik.

Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran dan setelah pembelajaran yang dirancang untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran dari dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Pada bagian akhir modul ajar terdapat kolom   refleksi   untuk   mengulas   kekurangan   dan   kelebihan  proses pembelajaran demi perbaikan pembelajaran selanjutnya. Ini menunjukkan dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai dokumen yang hidup dan  dinamis.

Modul ajar muaranya pada asesmen hasil belajar peserta didik. Asesmen hasil belajar terdiri atas asesmen hasil belajar oleh pendidik, asesmen hasil belajar oleh sekolah, dan asesmen hasil belajar oleh pemerintah.

Asesmen hasil belajar oleh pendidik sebagai proses  pengumpulan  informasi  dan  data  tentang  capaian  pembelajaran peserta   didik   dalam   aspek   sikap,   aspek   pengetahuan,   dan   aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis.

Tujuannya, pertama, memantau proses pembelajaran. Kedua, memetakan kemajuan belajar dan penguasaan kompetensi. Ketiga, perbaikan atau pengayaan hasil belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil  belajar. Keempat, memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya.

Konsep asesmen autentik yang dilakukan mengukur dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Variasi bentuk asesmen lebih memperlihatkan kemampuan peserta  didik.  Rubrik  asesmen  dibuat berdasarkan  tujuan  pembelajaran yang  akan  dicapai.

Materi  pengayaan hanya  bagi  peserta  didik  yang telah melampaui  capaian pembelajaran   dan   bersifat   optional. Sedangkan remedial wajib dilaksanakan sehingga pembelajaran tetap berkelanjutan.



Asesmen  hasil belajar peserta didik  pada jenjang pendidikan dasar berdasarkan pada prinsip asesmen. Asesmen dilakukan dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik pada setiap  kelas.

Prosedur  asesmen,  kriteria,  dan  dasar  pengambilan  keputusan terhadap hasil asesmen dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Asesmen yang dilaksanakan di sekolah penggerak meliputi asesmen awal, asesmen formatif, dan asesmen sumatif.

Asesmen sumatif meliputi penilaian sumatif tengah semester, penilaian sumatif akhir semester,  penilaian sumatif akhir tahun, dan penilaian sumatif akhir jenjang. Secara umum, sesuai namanya,  asesmen awal bertujuan mendiagnosis kemampuan dasar siswa dan mengetahui kondisi awal siswa. Asesmen awal terbagi menjadi asesmen awal nonkognitif dan asesmen awal kognitif.

(Versi lebih singkat esai ini terbit di Harian Solopos edisi 26 Juni 2024. Penulis adalah Wakil Kepala Bidang Humas SD Muhammadiyah 1 Solo/Sekolah Penggerak)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya