SOLOPOS.COM - Ibu Negara Iriana Jokowi (kedua dari kiri) membeli produk Batik Walang Kekek di gerai Dekranasda Solo pada ekspo produk UMKM binaan Dekranas dan Dekranasda di Pura Mangkunegaran, Solo, Kamis (16/5/2024). (Solopos.com/Joseph Howi Widodo)

Puncak perayaan ulang tahun  ke-44 Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) digelar di Kota Solo pada Rabu (15/5/2024). Selain berhias parade karya unggulan daerah, acara tersebut juga diisi acara pendamping berupa ekspo, workshop, seminar, dan sebagainya yang digelar selama beberapa hari.

Acara tersebut diharapkan memotivasi perajin di Indonesia menumbuhkembangkan serta memajukan sektor wastra dan kriya Nusantara yang berdaya saing sehingga dapat meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan perajin.

Promosi Primata, Permata Indonesia yang Terancam Hilang

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wastra berarti kain tradisional yang memiliki makna dan simbol tersendiri yang mengacu pada dimensi warna, ukuran, dan bahan, contohnya batik, tenun, songket, dan sebagainya.

Wastra Nusantara adalah istilah yang mencakup berbagai jenis kain tenun dan tekstil yang dihasilkan di seluruh kepulauan Indonesia. Perajin wastra Nusantara tidak hanya menjalankan tugas karena pekerjaan.

Mereka menjadi ahli waris budaya yang mempertahankan peninggalan mahakarya nenek moyang mereka. Kriya bermakna pekerjaan (kerajinan) tangan. Karya seni kriya tradisional atau modern berupa anyaman, ukiran, batik, keramik, tenunan, lukisan, patung, maupun arsitektur.

Kriya tumbuh dan berkembang seiring kehidupan manusia. Kriya Nusantara hadir untuk meningkatkan kualitas hidup. Perayaan ulang tahun ke-44 Dekranas harus dimaknai sebagai wujud komitmen negara mendukung pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM, terutama di sektor kriya dan wastra Nusantara.

Ini harus terwujud dalam komitmen bersama secara nasional dan tingkat tinggi untuk pengembangan UMKM. Dekranas harus bersinergi dengan pemerintah mewujudkan dan merealisaikan komitmen tingkat tinggi tersebut dengan beberapa cara.

Membangun basis data terpadu program pemberdayaan UMKM tingkat nasional dan daerah penting untuk mengidentifikasi tumpang tindih penerima program serta menentukan kebutuhan program untuk berbagai jenis UMKM, termasuk kriya dan wastra Nusantara.

Membangun sistem pemantauan dan evaluasi program pemberdayaan UMKM dengan tujuan agar program pemberdayaan dan pengembangan UMKM tidak terjebak pada program yang bersifat one-size fits all atau satu ukuran untuk semua.

Program pemberdayaan dan pengembangan UMKM harus dirancang untuk memenuhi kebutuhan setiap UMKM yang memiliki karakteristik beragam. Kredit ultramikro untuk jenis usaha survivalist bagi UMKM yang nonbankable harus dibuat dengan skema tersendiri.

Program pelatihan kompetensi sumber daya manusia UMKM ditargetkan untuk UMKM yang memiliki visi mengembangkan usaha. Desain program akan lebih efektif apabila melibatkan asosiasi pelaku dan pendamping UMKM.

Pemanfaatan teknologi sangat penting dalam pemberdayaan UMKM sekarang. Aplikasi teknologi mencakup urusan pemetaan pasar, pemetaan kebutuhan konsumen, pemasaran, efisiensi produksi, dan sebagainya.

Sasarannya memacu UMKM agar makin adaptif dengan perkembangan zaman, tentu tanpa meninggalkan aspek kearifan dan nilai-nilai lokal, terutama di sektor kriya dan wastra Nusantara dengan keanekaragamannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya