SOLOPOS.COM - Haryono Wahyudiyanto (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Jumlah  pemain asing di Liga 1 musim depan ditambah. PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai operator kompetisi menetapkan klub Liga 1 pada musim 2024/2025 memiliki kuota delapan pemain asing.

Perinciannya enam pemain asing bebas dan dua pemain asing asal Asia. Delapan pemain asing tersebut boleh masuk daftar susunan pemain, namun yang bisa tampil di lapangan adalah 5+1 atau lima pemain asing dan satu pemain harus dari Asia.

Promosi Nusantara Open 2023: Diinisiasi Prabowo, STY Hadir dan Hadiah yang Fantastis

Sebelumnya, pada Liga 1 musim 2023/2024, PT LIB membuat keputusan kuota pemain asing empat pemain bebas, satu pemain asal Asia, dan satu dari Asia Tenggara. Keputusan PT LIB menambah jumlah pemain asing di kompetisi Liga 1 musim depan menuai beragam tanggapan.

Pihak yang kontra mengharapkan Liga 1 memprioritaskan pemain lokal berbakat ketimbang pemain asing. Hal ini bagus untuk mengembangkan bakat lokal dan membangun tim nasional yang kuat pada masa depan. Klub juga didorong lebih aktif mencari dan melatih pemain muda berbakat.

Pihak yang pro menilai kualitas pertandingan Liga 1 akan menurun tanpa kehadiran pemain asing berpengalaman. Peman asing sering kali menjadi inspirasi dan teladan bagi rekan satu tim. Mereka juga kerap menjadi pembeda sehingga pertandingan lebih ketat dan penuh drama.

Dalam pro dan kontra ini tidak ada salahnya kita berkiblat ke dua liga top di dunia, yaitu Premier League Inggris dan La Liga Spanyol. Ada pendekatan berbeda terhadap kebijakan penggunaan pemain asing di Inggris dan Spanyol.

Keberadaan pemain asing di Premier League menjadi keuntungan karena mampu meningkatkan kualitas kompetisi dan daya tarik global. Pemain asing juga yang membuat Premier League dinobatkan menjadi liga paling top di dunia.

Meski demikian, hal itu berisiko minimnya peluang bagi pemain muda lokal berbakat. FA  berinisiatif dengan program home grown player dan peningkatan akademi. Seorang pemain dianggap sebagai home grown player jika telah menghabiskan setidaknya tiga tahun antara usia 15 hingga 21 di klub-klub yang berafiliasi dengan asosiasi sepak bola nasional.

Ini berarti pemain tersebut harus berasal dari sistem pengembangan pemain muda di negara tersebut, meskipun dia mungkin bukan warga negara asli. Premier League mewajibkan klub memiliki sejumlah minimum home grown player dalam skuad mereka.

Setiap klub mendaftarkan maksimal 25 pemain dalam skuad utama dengan setidaknya delapan di antara mereka harus merupakan home grown players. Program ini bertujuan memberikan lebih banyak kesempatan bagi pemain muda lokal berkembang dan mendapatkan waktu bermain di tim utama.

Tujuan lain adalah mendorong klub lebih fokus pada pengembangan talenta lokal daripada hanya merekrut pemain asing dan dengan lebih banyak pemain lokal  mendapatkan waktu bermain dan pengalaman kompetitif maka tim nasional diharapkan memiliki basis pemain yang lebih kuat dan berpengalaman.

La Liga menekankan keseimbangan yang sehat antara pemain lokal dan asing serta memperhatikan akademi sepak bola. Tantangannya adalah menjaga keseimbangan tersebut agar tetap kompetitif di level internasional. Oleh sebab itu, investasi jangka panjang dalam akademi dan pengembangan pemain muda ditekankan.

Investasi, termasuk dalam infrastruktur, yaitu membuat atau memperbarui fasilitas latihan dengan teknologi terkini untuk mendukung perkembangan fisik dan teknis pemain muda. Langkah berikutnya merekrut pelatih dan staf pengembangan yang berkualitas dan berpengalaman dalam melatih pemain muda.

Di samping itu, program pengembangan terstruktur dilakukan melalui implementasi kurikulum pengembangan pemain yang mencakup aspek teknis, taktis, fisik, dan mental. Program pemanduan bakat dengan mencari dan merekrut pemain muda berbakat dari seluruh wilayah melalui program pencarian bakat yang terstruktur.

Langkah lainnya adalah menjalin kerja sama dengan sekolah dan komunitas dengan menggabungkan pendidikan akademis dan program pengembangan sepak bola untuk memastikan pemain muda mendapatkan pendidikan yang seimbang.

Kemudian bekerja sama dengan komunitas lokal dan klub amatir untuk mengidentifikasi dan mengembangkan bakat sejak usia dini. Contoh sukses pendekatan La Liga ini adalah La Masia, akademi sepak bola FC Barcelona.

Akademi ini telah menghasilkan banyak pemain kelas dunia seperti Lionel Messi. La Masia dikenal karena fokus pada pengembangan teknik, pemahaman taktis, dan nilai-nilai budaya klub yang semuanya berkontribusi pada kesuksesan tim utama dan tim nasional Spanyol.

Berdasarkan pengalaman Liga Premier dan La Liga, memang perlu keseimbangan antara penambahan kuota pemain asing di Liga 1 dengan keseriusan pembinaan pemain lokal. Tidak bisa dimungkiri pemain asing di Liga 1 memberikan dampak positif dengan meningkatkan kualitas permainan, daya tarik liga, dan pendapatan.

Dengan catatan, klub harus memilih pemain asing yang tepat yang dapat memberikan kontribusi jangka panjang pada klub dan liga. Dengan langkah seperti itu, dampak negatif membajirnya pemain asing bisa diantisipasi, seperti  mereduksi menit bermain pemain lokal, boros karena belanja dan menggaji pemain asing yang mahal, dan menurunnya kualitas tim nasional.

Keberadaan pemain asing perlu diatur secara bijak. Jumlah kuota harus disesuaikan sehingga tetap memberikan ruang bagi pengembangan pemain lokal. Dengan begitu, Liga 1 tetap menarik dengan kehadiran pemain asing, namun fungsi liga sebagai pembinaan pemain sepak bola Indonesia tetap terjaga.

Memadukan program home grown player dan peningkatan fokus pada akademi seperti yang dilakukan di Premier League dan La Liga bisa diadopsi di Indonesia. Penambahan kuota pemain asing di Liga 1 diimbangi dengan kepastian pemain muda lokal mendapatkan kesempatan berkembang dan berkontribusi pada kesuksesan klub dan tim nasional.

Dengan mempelajari dan mengadaptasi praktik-praktik terbaik di liga-liga top Eropa, liga domestik lainnya di Indonesia dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan pemain lokal sambil tetap menarik talenta internasional untuk meningkatkan kualitas kompetisi.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 8 Juni 2024. Penulis adalah Manajer Program Solopos Media Group)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya